Cacing Raksasa Terbesar Di Dunia 2024
Ular Boa Kembang (Boa constrictor)
Ular Boa Kembang (Boa constrictor), sering dikenal sebagai Boa atau Boa Konstriktor, adalah salah satu spesies ular terbesar dan paling terkenal di dunia. Spesies ini dikenal karena kekuatan dan kemampuannya dalam berburu, serta penampilannya yang menarik.
Ular Boa Kembang memiliki tubuh yang besar dan kekar, dengan panjang rata-rata antara 2 hingga 4 meter, meskipun beberapa individu dapat mencapai panjang lebih dari 5 meter. Warna kulitnya bervariasi, biasanya terdiri dari kombinasi warna coklat, abu-abu, dan krem, dengan pola bintik-bintik atau garis yang mencolok di sepanjang tubuhnya. Ciri khas dari boa adalah tubuhnya yang berat dan kepala yang sedikit lebar, memberikan penampilan yang mengesankan.
Boa Kembang dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk hutan hujan tropis, hutan kering, dan daerah berbatu di Amerika Tengah dan Selatan. Mereka sering ditemukan di pohon, tetapi juga dapat terlihat di tanah. Ular ini lebih menyukai daerah yang lembap dan berdekatan dengan sumber air, seperti sungai dan danau.
Amfibi terbesar dunia, salamander raksasa di China Selatan sepanjang hampir dua meter 'ditemukan'
Sumber gambar, BEN TAPLEY/ZSL
Amfibi yang disebutkan sebagai salamander terbesar dengan ukuran sekitar dua meter ditemukan, spesies yang terancam punah karena banyak ditangkap untuk disantap, demikian hasil penelitian DNA dari spesimen museum.
Salamander raksasa atau sejenis kadal di China Selatan sepanjang hampir dua meter ini terancam punah dan para ilmuwan menyebutkan perlu dilakukan upaya konservasi.
Penangkapan binatang untuk disantap sebagai sajian hewan eksotis membuat sejumlah spesies berkurang jumlahnya di China.
Sebelumnya salamander ini dianggap sebagai satu spesies, tetapi analisa spesimen mati dan masih hidup menunjukkan terdapat tiga spesies di sejumlah daerah di China.
Salamander China Selatan adalah yang terbesar dari ketiganya. Para peneliti memperkirakan hewan ini adalah amfibi terbesar yang masih hidup saat ini.
Profesor Samuel Turvey dari Zoological Society of London (ZSL) mengatakan penurunan jumlah di alam sebagai sebuah "bencana".
Sumber gambar, HARRY TAYLOR / NHM IMAGE RESOURCES
"Kami berharap pemahaman terbaru tentang keragaman spesies ini dapat mendukung keberhasilan konservasi, tetapi langkah darurat diperlukan untuk melindungi populasi salamander raksasa yang kemungkinan masih ada," katanya.
Peneliti lainnya, Melissa Marr, dari Natural History Museum London mengatakan sejumlah langkah harus ada untuk mempertahankan susunan gen dari masing-masing spesies yang berbeda.
"Berbagai spesies ini ditemukan dan perlu segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan salamander raksasa China di alam," katanya.
Apa yang dimaksud dengan salamander raksasa China?
Salamander raksasa sebelumnya pernah ditemukan di sejumlah tempat di China bagian tengah, timur dan selatan.
Penangkapan berlebihan meningkat dalam beberapa dekade terakhir, untuk memasok pasar makanan hewan yang dianggap eksotis di China.
Industri peternakan skala besar yang telah dikembangkan, dipandang dapat mengancam populasi di alam karena perburuan dan penyebaran penyakit menular.
Para peneliti menggunakan spesimen museum untuk mengkaji sejarah genetika salamander raksasa China, kelompok yang sangat kuno sehingga binatang ini dipandang sebagai "fosil hidup".
Pemikiran bahwa salamander raksasa China Selatan sebagai spesies tersendiri pertama kali diusulkan pada tahun 1920-an, tetapi kemudian tidak ditindaklanjuti karena binatang tidak biasa ini dipelihara di Kebun Binatangan London.
Tim kemudian menggunakan binatang sama, yang sekarang diawetkan sebagai sebuah spesimen di Natural History Museum, untuk mengetahui sifat-sifat khas spesies baru.
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Ecology and Evolution .
Ular telah lama memikat perhatian manusia dengan keanggunan dan kekuatannya, terutama spesies-spesies raksasa yang menghuni hutan hujan, rawa-rawa, dan sungai di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan mengungkap sepuluh ular terbesar di dunia, dari anaconda hijau yang terkenal dengan ukuran dan beratnya hingga piton reticulatus yang mampu membelit mangsa jauh lebih besar dari tubuhnya. Setiap ular memiliki keunikan dan adaptasi yang luar biasa, menjadikannya predator puncak di ekosistemnya. Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai kehidupan, habitat, dan fakta menarik dari ular-ular raksasa ini yang merupakan keajaiban alam.
Dari hutan di pedalaman Amazon, sampai dengan padang pasir yang ada di Afrika, hiduplah aneka ragam reptilia yang sangat menakjubkan. Kamu bisa menemukan hewan Anakonda, yaitu ular terbesar yang ada di dunia, di mana panjangnya bisa mencapai 10 meter!
Ular Gila (Chondropython viridis)
Ular Gila (Chondropython viridis), atau yang lebih dikenal sebagai Green Tree Python, adalah salah satu spesies ular arboreal yang menarik perhatian banyak orang karena warna cerah dan keindahan sisiknya. Ular Gila dikenal dengan warna hijau cerah yang mencolok, yang membantu mereka berkamuflase di antara dedaunan pohon tempat mereka tinggal. Ular ini biasanya memiliki panjang antara 1,5 hingga 2,5 meter, dengan tubuh yang ramping dan kepala yang sedikit datar. Warna sisik yang cerah, sering kali dengan pola kuning atau putih, membuat ular ini terlihat sangat menawan dan menjadi favorit di kalangan penggemar reptil.
Ular Gila dapat ditemukan di hutan hujan tropis di Papua New Guinea, Indonesia, dan bagian timur Australia. Habitatnya mencakup pepohonan tinggi di mana mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka. Dengan gaya hidup arboreal, ular ini cenderung menghindari tanah dan lebih suka berada di cabang-cabang pohon, di mana mereka dapat berburu dan bersembunyi dari predator.
Piton Afrika (Python sebae)
Piton Afrika (Python sebae), yang dikenal juga sebagai African Rock Python, adalah salah satu spesies piton terbesar dan paling kuat di dunia. Piton Afrika memiliki tubuh yang besar dan kekar, dengan panjang rata-rata antara 3 hingga 5 meter. Namun, beberapa individu dapat mencapai panjang lebih dari 6 meter. Warna kulitnya bervariasi, biasanya terdiri dari kombinasi warna cokelat, hitam, dan kuning, dengan pola bintik-bintik yang mencolok yang membantu mereka berkamuflase di lingkungan alaminya. Ular ini memiliki kepala yang besar dengan mata yang terlihat jelas, memberikan penampilan yang menakjubkan.
Spesies ini dapat ditemukan di berbagai habitat di sub-Sahara Afrika, termasuk hutan, savana, dan daerah berbatu. Piton Afrika lebih suka daerah yang lembap dan sering terlihat di dekat sumber air, seperti sungai dan danau. Mereka dapat hidup di berbagai jenis lingkungan, tetapi biasanya menghindari daerah padang pasir dan hutan yang sangat lebat.
© 2024 Harian Metro, New Straits Times Press (M) Bhd (Co. No. 196101000449 / 4485 H). A part of Media Prima Group.
Cacing Terbesar Didunia Ada di Australia. Giant Gippsland yaitu cacing tanah paling besar didunia dgn panjang capai 2 mtr.. Cacing raksasa ini bisa ditemukan di Gippsland di tanggara Australia. Sama saperti cacing biasanya, Giant Gippsland jalan dgn merayap serta memiliki struktur yang lembut. Mereka cukup susah untuk ditemukan, lantaran menggunakan beberapa besar hidup mereka jauh dibawah tanah.
Cacing Raksasa Ditemukan di Gippsland di Tenggara Australia
Cacing Raksasa Ditemukan di Gippsland di Tenggara Australia
Kandungan air yang lebih tinggi dalam tanah menolong mereka bernafas tambah baik. Liang mereka dapat sedalam 3 hingga 5 mtr. dibawah permukaan. Terkadang, hujan deras memaksa mereka untuk nampak ke permukaan. Walau terlihat menakutkan untuk sebagian orang, makhluk ini cukup rapuh, penanganan yang asal-asalan bisa menghancurkan serta membunuh mereka. Cuma type tanah lembab spesifik yang pas untuk keberlangsungan hidup mereka. Bila Anda kebetulan jalan diatas liang diisi air mereka, mereka bakal merespon getaran langkah kaki Anda dgn bergerak serta bikin suara-suara yang cukup gampang untuk di dengar. Walau Gippsland Giants cukup langka, Anda bakal dgn mudah tahu saat mereka ada di sekitar.
berikut adalah video yang menjelaskan tentang cacing giant ini
Seorang nelayan di Taiwan menemukan seekor cacing hijau raksasa dengan tali merah muda yang terjuntai keluar dari kepalanya. Hasil rekaman temuannya ini membuat heboh dunia maya.
Setelah diteliti oleh ahli invertebrata dari Smithsonian’s Natural Histroy Museum, cacing itu berhasil diidentifikasi sebagai Lineus fuscoviridis, salah satu spesies cacing pita yang berhabitat di perairan tropis.
Cacing dalam kelompok Lineus ini dikenal dengan ukurannya yang besar hingga bisa mencapai dua meter. Mereka tinggal di laut dalam, sehingga dijuluki sebagai the devil worm.
Dalam video yang menampilkan rupa cacing Lineus di atas, terlihat organ tubuh berwarna merah muda yang menjuntai keluar dari tubuh si cacing. Organ mirip lidah itu berfungsi untuk menangkap mangsa. Tak jarang cacing itu meracuni mangsanya terlebih dulu untuk memudahkannya menyantapnya.
Antara Gajah, Hutan, dan Kehidupan yang Perlu Diselamatkan
Cacing Raksasa sepanjang 1.8 meter ditemukan di di Desa Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong Aceh Utara, Selasa (24/4/2012). (PROHABA/IBRAHIM ACHMAD)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Riftia pachyptila, yang umum dikenal sebagai cacing tabung raksasa, adalah sebuah hewan invertebrata laut yang berada pada filum Annelida (sebelumnya dikelompokkan pada filum Pogonophora dan Vestimentifera).[1] R. pachyptila menjadi satu-satunya anggota pada genus Riftia.[2] Cacing ini berkerabat dengan cacing tabung yang umum ditemukan di zona pelagik dan zona intertidal. Selain itu, cacing ini dapat ditemukan pada dasar Samudera Pasifik didekat ventilasi hidrotermal. Ventilasi tersebut memberi suhu sekeliling alami di lingkungannya, yang berkisar antara 2 hingga 30 °C.[3] Cacing tabung raksasa dapat mentolerir tingkat hidrogen sulfida tinggi, dan dapat tumbuh hingga 3 meter panjangnya,[4] dengan diameter tabung 4 cm.
Nama umumnya, "cacing tabung raksasa", juga merujuk kepada spesies terbesar hidup dari cacing kapal, Kuphus polythalamius, yang sebenarnya merupakan sebuah moluska bivalvia.
Cacing ini mendapat nutrisi melalui simbiosis kemoautotrof dengan koloni bakteri yang mereka simpan dalam tubuhnya.
Piton Reticulatus (Malayopython reticulatus)
Piton Reticulatus (Malayopython reticulatus), yang juga dikenal sebagai Piton Jaring atau Reticulated Python, adalah salah satu spesies ular terbesar dan terpanjang di dunia. Ular ini terkenal karena pola sisik yang rumit dan warna yang menawan. Piton Reticulatus dapat mencapai panjang yang luar biasa, sering kali antara 3 hingga 6 meter, dengan beberapa individu yang tercatat mencapai lebih dari 9 meter. Tubuhnya ramping tetapi sangat kuat, dengan warna yang bervariasi mulai dari hijau kekuningan hingga coklat, dihiasi dengan pola jaring yang mencolok. Pola ini membantu mereka berkamuflase di habitat alami, menjadikannya lebih sulit untuk terlihat oleh mangsa maupun predator.
Spesies ini ditemukan di berbagai habitat di Asia Tenggara, termasuk hutan hujan tropis, rawa, dan daerah berbatu. Mereka lebih menyukai daerah yang lembap dan biasanya ditemukan di dekat sumber air seperti sungai dan danau. Piton Reticulatus juga dapat ditemukan di kebun dan area terdekat dengan pemukiman manusia, di mana mereka mencari makanan.
Anaconda Kuning (Eunectes notaeus)
Anaconda Kuning (Eunectes notaeus), atau yang dikenal juga sebagai Yellow Anaconda, adalah salah satu spesies ular terbesar di dunia yang berasal dari keluarga anaconda. Anaconda Kuning memiliki tubuh yang besar dan kekar, dengan panjang rata-rata antara 3 hingga 4 meter, meskipun beberapa individu dapat mencapai panjang lebih dari 5 meter. Warna kulitnya bervariasi dari hijau kekuningan hingga coklat, dengan pola bintik-bintik hitam atau cokelat yang mencolok. Kulitnya yang halus dan berkilau memberi ular ini penampilan yang mengesankan.
Spesies ini umumnya ditemukan di rawa, sungai, dan daerah basah di Amerika Selatan, termasuk Brasil, Paraguay, dan Argentina. Anaconda Kuning lebih menyukai lingkungan lembap dan cenderung tinggal di dekat sumber air. Mereka sering terlihat berjemur di atas batu atau cabang yang dekat dengan air, di mana mereka dapat bersembunyi dan berburu mangsa.
Anaconda Hijau (Eunectes murinus)
Anaconda Hijau (Eunectes murinus), atau yang dikenal sebagai Green Anaconda, adalah salah satu ular terbesar dan terkuat di dunia. Anaconda Hijau dapat mencapai panjang rata-rata antara 5 hingga 7 meter, dengan beberapa individu bahkan bisa mencapai panjang lebih dari 9 meter. Tubuhnya yang besar dan kekar, dengan diameter sekitar 30 cm, menjadikannya sebagai salah satu ular terberat. Warna kulitnya didominasi oleh nuansa hijau zaitun dengan pola bintik-bintik hitam, yang membantu mereka berkamuflase di lingkungan alaminya, seperti rawa dan sungai.
Anaconda Hijau biasanya ditemukan di daerah rawa, sungai, dan hutan hujan tropis di Amerika Selatan, terutama di negara-negara seperti Brasil, Venezuela, dan Kolombia. Ular ini sangat menyukai lingkungan yang lembap dan biasanya dapat ditemukan di dekat sumber air. Meskipun mereka adalah hewan semi-aquatik, Anaconda Hijau juga dapat bergerak dengan baik di darat.
Dari piton yang megah hingga anaconda yang kuat, setiap spesies memiliki karakteristik unik yang membuat mereka menjadi raksasa yang menakjubkan di alam. Meskipun sebagian besar dari ular-ular ini terkenal karena ukuran dan kekuatan mereka, penting untuk diingat bahwa mereka juga menghadapi berbagai ancaman, termasuk perusakan habitat dan perburuan ilegal. Melindungi ular-ular ini berarti melestarikan keseimbangan alam dan menghormati kehidupan liar yang telah ada selama ribuan tahun.
Cara bertahan hidup reptilia dan amfibia beragam dan khas, seperti halnya penampilannya yang beragam. Ular hidung babi jika menghadapi bahaya akan berpura-pura mati, soa payung mengancam lawannya dengan mengembangkan kerut lehernya, kodok pohon berkantung menaruh telur di kantong yang ada di punggungnya, dan kodok terbang jawa terbang ke sana-kemari di antara pepohonan dengan menggunakan selaput yang direntangkan di antara kaki-kakinya. Mereka semua adalah sahabat alam yang terkenal.
Keindahan dan keunikan reptil bagai sihir yang membujuk orang awam untuk memeliharanya. Walaupun hobi ini terbilang ekstrem dan unik bagi kebanyakan orang, para hobiis reptil mampu memperoleh kepuasan batin dengan memeliharanya, terutama bagi para kolektor reptil. Variasi bentuk, warna, dan coraknya yang unik membuat banyak orang “jatuh cinta” pada reptil. Namun, bagi hobiis yang baru mulai tertarik untuk memelihara reptil tentu masih menyimpan pertanyaan mengenai perawatan sehari-hari reptil miliknya.
Ular Boiga (Boiga dendrophila)
Ular Boiga (Boiga dendrophila), yang juga dikenal sebagai Ular Kucing Hijau atau Ular Pijar, adalah spesies ular yang menarik perhatian banyak orang karena pola dan warnanya yang mencolok. Ular Boiga memiliki tubuh yang ramping dan panjang, dengan panjang rata-rata antara 1,2 hingga 2 meter. Mereka dikenal dengan warna hijau cerah yang dipadukan dengan pola garis-garis hitam atau cokelat, memberikan penampilan yang sangat menarik. Mata besar dan pupil vertikalnya memberi mereka penglihatan yang baik, yang sangat membantu dalam berburu di malam hari. Ular ini memiliki kepala yang sedikit datar dan leher yang terlihat jelas, membedakannya dari tubuhnya.
Ular Boiga biasanya ditemukan di hutan hujan tropis, daerah berbatu, dan bahkan taman di daerah tropis dan subtropis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Sebagai ular arboreal, mereka lebih suka menghabiskan waktu di atas pohon, di mana mereka dapat berburu dan bersembunyi dari predator. Habitat yang lembap dan rimbun sangat ideal untuk kehidupan mereka.