Arti Dari Tongkol Jagung

Arti Dari Tongkol Jagung

Media Tanam Ramah Lingkungan dari Nanohidrogel Tongkol Jagung

Admin distan | 25 Agustus 2022 | 1912 kali

Media Tanam Ramah Lingkungan

dari Nanohidrogel Tongkol Jagung

Oleh: Ni Wayan Sukarmi, S.TP / BPP Kubutambahan

Jagung merupakan bahan makanan pokok kedua setelah padi bagi kita orang Indonesia pada umumnya. Hal ini dikarenakan pada daerah subtopik atau tropik tanaman jagung mempunyai daya adaptasi yang luas. Jagung memiliki potensial besar sebagai komoditas unggulan tanaman pangan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan penganekaragaman (diversifikasi) makanan bergizi bagi penduduk. Seiring dengan kebutuhan jagung yang cukup tinggi, maka akan bertambah pula limbah yang dihasilkan dari industri pangan dan pakan berbahan baku jagung. Limbah yang dihasilkan diantaranya adalah tongkol jagung dan umumnya tongkol jagung dipergunakan sebagai pakan ternak sapi, ataupun di daerah pedesaan tongkol jagung ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada tungku tradisional.

Tongkol jagung merupakan limbah tanaman jagung yang jumlahnya sangat besar dan belum termanfaatkan secara optimal. Dalam satu buah jagung, 40% berupa tongkol. Tongkol jagung memiliki kandungan selulosa yang besar, mencapai 50%. Kandungan selulosa yang tinggi pada tongkol jagung dapat diproses lebih lanjut antara lain menjadi bahan hidrogel. Hidrogel merupakan polimer dengan struktur sedemikian rupa sehingga mampu menyerap air dan menahannya dalam kurun waktu tertentu. Selama ini hidrogel biasanya berbahan sintetis dan telah mengganggu lingkungan karena tidak mudah terurai dengan jumlah limbah yang sangat besar karena pemakaiannya yang sangat luas. Hidrogel merupakan bahan yang banyak digunakan untuk popok sekali pakai/diapers, dan media tanam pengganti tanah.

Penggunaan bahan baku yang bersifat mudah terurai dan dapat diperbarui serta ramah lingkungan yang berbahan dasar polimer alam, seperti karbohidrat, menjanjikan sifat yang lebih unggul seperti lebih ramah lingkungan (biodegradable), non-toxic, bio-compatible  dan bahan bakunya dapat diperbarui (renewable biosource) serta harganya lebih murah karena bahan bakunya tersedia secara lokal dalam jumlah yang cukup melimpah dibandingkan polimer sintetis.  Polimer karbohidrat yang memiliki potensi sebagai bahan baku hidrogel antara lain selulosa, dari limbah pertanian. Akan tetapi hidrogel berbasis polimer karbohidrat memiliki beberapa kelemahan diantaranya daya serap air dan kekuatannya relatif rendah. Limbah tongkol jagung yang telah dibuang ligninnya dengan autoklaf, selulosa dibuat menjadi berukuran nanometer dengan wetmilling. Dengan ukuran nano, selulosa di crosslink dengan bahan kimia tertentu atau iradiasi untuk menghasilkan hidrogel yang bisa digunakan sebagai bahan diapers atau media tanam. Pemanfaatan tongkol jagung bisa menghilangkan atau mengurangi penggunaan polimer kimia yang tidak ramah lingkungan dan sulit terurai.

https://docs.google.com/document/d/1TLyOsZTKGqfK519f1i119-BkF1HPn-Bc/edit?usp=sharing&ouid=102473914141452770656&rtpof=true&sd=true

Jumat, 25 Februari 2011

GORONTALO, KOMPAS – Perusahaan dari Korea Selatan, LIG Ensulting, dalam waktu dekat, akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga biomas di Provinsi Gorontalo senilai 30 juta dollar AS. Dengan menggunakan bahan baku tongkol jagung dan sekam, diproyeksikan dapat dihasilkan tenaga listrik 12 megawatt. Hanya saja, belum ada kesepakatan mengenai harga jual listrik kepada Perusahaan Listrik Negara.

Menurut Direktur LIG Ensulting Jeong Chae, potensi pembangkit listrik tenaga biomas di Gorontalo sangat besar. Apalagi, di Gorontalo banyak terdapat bahan baku berupa tongkol jagung dan sekam padi. Pihaknya optimistis rencana investasi berupa pembangunan pembangkit listrik tenaga biomas (PLTB) di Gorontalo akan terwujud.

”Dari perhitungan kami, nilai jual listrik kepada PLN yang terendah nantinya adalah Rp 1.200 per kWh. Kami perlu bantuan Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk melobi PLN Gorontalo agar ada kesepakatan harga jual listrik dari kami dengan nilai tersebut,” ucap Jeong, Kamis (24/2), saat memaparkan rencana investasi perusahaan itu di Kantor Gubernur Gorontalo.

Jeong menambahkan, diperlukan lahan seluas tujuh hektar untuk lokasi pendirian PLTB di Gorontalo. Selain itu, dibutuhkan juga bahan baku biomas sekitar 300 ton per hari dari tongkol jagung dan sekam padi.

Ia menyebut bahwa perusahaannya memerlukan waktu sekitar dua tahun empat bulan untuk pembangunan PLTB di Gorontalo.

Kepala Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo Rusthamrin Akuba mengatakan bahwa Gorontalo mampu menghasilkan tongkol jagung sebanyak 104.000 ton per tahun. Sekam yang bisa dihasilkan mencapai 67.000 ton per tahun. Artinya, menurut dia, kebutuhan untuk PLTB tersebut dapat tercukupi di Gorontalo.

”Bahkan, jika batang pohon jagung berikut daunnya disertakan, Gorontalo mampu menyediakan bahan baku biomas dalam jumlah lebih banyak lagi. Kami optimistis rencana ini bisa diwujudkan untuk mengatasi krisis listrik di Gorontalo,” ucap Rusthamrin.

Dari Pangkal Pinang dikabarkan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjajaki teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir dari Jepang dan Korea Selatan. Bangka Belitung berencana membangun dua pembangkit listrik tenaga nuklir dalam 12 tahun ke depan.

Sementara itu, PLN di wilayah Flores bagian timur mendapat target dari PLN pusat untuk merealisasikan rasio elektrifikasi sebesar 60 persen pada tahun 2011.

Hal itu akan diupayakan dengan menjangkau sebanyak 11.000 pelanggan baru melalui pengadaan pembangkit listrik tenaga surya. (APO/RAZ/SEM)

http://cetak.kompas.com/read/2011/02/25/03540359/tongkol.jagung.untuk.pembangkit

%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ¥<ÛrÜ6²ï®ò?ð%Uœ*‰"®$S.UY–µ‰;>k�ó°É>Pš‘†Öh¨�K¼Þ¯?Ý €$HFÊî–G$Øìnt7ú‚söv³kîêÛ]òæÍÙÛÝ®¾].æÉïg×íÓ?Ï®¿?-Î>×÷ͺÞ5íúü<¹¸|—\\¿~uvÅƲ\&×w¯_±$‡ÿ³¤à™æ2)*�é2¹~|ý*Oîñço¯_ýžþ6Séz5;•iƒ?ëŬJ“ûͬH×5�'팱ôŽ.?ÍdZãío÷›  н*]¬aôv1ûgrýáõ«÷À2çØá¬ÌJ6dç÷ôä,g™*|Ød{vÅ“æ\f|DåÿQ<ãʇm™Á®ÁÊ<+ŽpßÊL –„­²\=¯biÿ‘V™‹C°:ϪÃÌˉÔr¬‹ŒW>ì�‡`‹|ÂðA¼…ÈØHú l™éê™°åÔÒN¼Å!ØJLðʃ°eVˆçÉAä,“#’àÿpE¸?€[2™‰gêCÂêPc>ŠLŒìçç+Ó/_f§Eú |Ø�ä…¸å!•Êž©& âT¥›Wê ´b€XŽ Áò<Óú˜C‹yñRd•¶o^ R‚dåv±��Štñx³Ø€"ó”çìÐÒf’eUé¿>eR„™Ì‘É‚^KÞ|—œˆlín×>Æ‚[oë$ðó5y%ªœÄ­‹h)Îά^¿úb)&gŸ‘ÖÇw?_&¹÷e¸ÿ*§¤Ì óÿõŽpHwCP°Ý­+Ï3ælø3ú† $íÍl�?ø³m’Ì šv±ƒUZ¯q°]%׸\ÛõL§÷vèC}¿GP¹O&QêìJMfY–+†¬üc�t’�õ÷�Ÿà˜HJ�)åãøc–Ìë ¼ß$?!7õ¶1YN?Ïíb›\ÂÅþ­byvZæ›»æÁáµCBTà…ÑÅ©Ñ�.*XÖG`h§*­ Ød/cà�à7׸R4˜Ôæ>8üw²�+œbù]ImPe ¿±õm‘�lQ“ßê d,D¢µÈJ>IAY7?bç¢Âü濘ïÉdaÉ‹�’jDó÷ôêý{ÝÜ� ót…FO™rž.ñ I2FG¡`”f!�áVq FIÉ%BZõfq'Ÿö›e½XG§«�N·’YYü¥é• ˆè�@ÐúI9–Ù$ÖIXº¹ð­ Š²òPò霙€lV'Züc0F×ËG(GšeB‚šÍ!Šñ¿¤Ù_ÑÔ`¼7ø>L fT#:Ÿ·£_X'f§`î{t›ûm½Nàï/Íc�\�³Ç‹‡ýjç·ÉGx‹a2'R"ðö$ù_ŠÍŸ‹ xòm³3K �¯ñÏ|¿ªÚ¨\XÀ$Ô �Õ„qD_ì˜ë±n9/ž‹0èLUjŒùÏÁ"CX`r˜Þh šœ,—·_P†×èšþþDøî:JA…V¯2HëŽñé¯q=ŸÍ°”â~ á›<åü+ÏÜæâü”Up¡Ôù©~Cão5] ‘秊 àZŸo|“Wæ9¾!á1dß¹*á_aŸ3xp!ÌûÊô¾€añ#Y$–â’ï,âgC®¾"6;|\ßÙÇ–Ë&¾NÃW?coFȹ†ÇŽª""Þs`P:@z•'ηDQ[Qåùi9„É/ŒÈÅe'Ëd/›ÜÈŸð¼;ç9áƒ÷ñ"g‘é^ÙQÊÌ` T’ìrt~*�˜˜�¾|K/ÇŒ®ˆ{Dgt�×w«íz‰c~¨¨ÒËx)ôm:ðgkt9Æ͵kDŽjÓÞâzB_¸ÝFB_B�TOh–2:Ïq0™à¬pCÀ›gf¹ïç[VäW›GŠÛæi{7ë®wKš÷–`sHbNµ™ï¯ðÕÍí¬H——}«1ð<ݵtÁÒ»f=§‡eÚîwvpl@ín_Z6÷³2]v‚¨xú uÑP| U,Ý«À#Ð�zž|˜Ó>‡Hà¤rërø.+Hì�Š,ÓoËŸáäTE`ízW7ü :át$L-BÑ\p 0`×X »1×ßpÊËvÔ‡*­:Öæù;gR;±y†B�(!)þ<Ó:Kd¯Æ™ ²TžÞ,¬,#íM?×;Ù�1“7<"uH¡XÇM ªEÒUžÎ[CîÀˆh‘Áß¹K2º…UÕ­³»Á‚Ø'”xë4¹%¼,½A+J¿ÏxŽ¨« ²’Ô¸Ág^ýdäû “$µ†?éÁ¦AÁä9ë°•Ug„x½mëÄ]Q™5sºÆQ–† ©£Yü¹8.ÖPâ`Å*!N¬ÆYU>ZÕ ÕÇs2Òµ}ÚÃ!ÄÓ“Iængr,\ð#½G¨ªÁ‹» ÕÙþØ%†;K oîîfè-ìDÝ“!2#µ{ÚV´è­È¸èYè—ÕpàÆÞcÚ-Pþq9†R''ÇRtyHúÔ~›£óÙ$¨ãÖ-æê€K‚iáÃ;‚¾¥ÈÄ£”½Í3²y|Á2BüÛÚZI'ãÂÄ›Q8Uc¸+îÍ)‘ˆ]¢ãT�Š ¦(9…˜) ta5QÙ·ÉKÓ½‘C#(·$ª‰#ŒÍAG´¢«>€uJ/z�ãÝ@´eîY42:7/t¿¥“pQ@qño�‚—!þ­¹]Ø•à<&¼ –þ.Ûýf{b^gz:ÆóÀX`¨ŒÍÀ'ÅEªi�ˆ”ê½

%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 7 0 R 17 0 R 18 0 R 35 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.32 842.04] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœÅ][s㸱~Ÿªù|9URjÌ!.ÉTjëÌÎÌnv²·³öI’ó@Ë´­µ,;’

Combinations with other parts of speech

Penggunaan dengan kata sifat

Penggunaan dengan kata kerja

Hasil: 151, Waktu: 0.0173

Bahasa indonesia - Bahasa inggris

%PDF-1.4 %¡³Å× 1 0 obj <>>>/Outlines 21 0 R /OCProperties<><><>]/ON[ 1101 0 R ]/Order[]/RBGroups[]>>/OCGs[ 1101 0 R ]>>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <> endobj 4 0 obj <>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI]>>/MediaBox[ 0 0 595.44 841.92]/Contents 20 0 R /Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj [ 250 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 500 500 500 500 0 500 0 0 0 500 333 0 0 0 0 0 0 722 667 0 722 667 611 778 778 389 500 778 667 944 722 778 611 0 722 556 667 722 722 1000 0 722] endobj 7 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 9 0 obj [ 250] endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <> endobj 12 0 obj <>stream xœì�@”UÞÿ¿çyæÃÀ " Â""4x!R®Rˆ¢R�Yâ�¼Gin·Mt»ÒÍÝÚ.v³ËV[mCÌ.lµÕ¶•v·Ë*•µÝuÛ­Ý­ôy¿Ï3dξ­ oóç¿u>ãùžÛïœó{Îó Ü}Þ¤G—?yý¢ó¡ÜR¤�qÔŒ†êeÞE¶–½fLn˜Qóóü…�À0öç8nêŒßàæ3îa_6Ö7×WLn8+ùœ¯ þ¶›ù±ÇTÖ5θgyPTÄ_1oÙœV«-eĹç°M¼U+Ý­Ÿÿõˆ [[NKë‰Ëºç| qþÕ€ùóç¬hŠп¿õ°?ç‰KOoÑL:⎙',œ¿ì´ž—_]T¾á¿cá‚9ó·Ïþƒëã/dA¢É±Žù'˜Ï^¸låi—¯5Wqì…€çœ%NYŽ/ö<ñžîÿ•KOš7§­è‚ˆgxŒCËæœÖ:xrâÝlÿëÝËç,[0¢ñÝ'h¿ˆÍh=iÅJ-lÿ·n½¾õ”­K–1⎟Xý\˜ã?9Áq铳ãÆaKÕ‡n~wLµ?ýXÑÔ¯/Üs±¶1´�2ìu[3÷VáX'¾¾ð«Nì«éÅ´D/q‹¨F�' pgñ"Ž«£ª‹•‡`†Í¼Þ\Ć…buZ”aV›j5›ÕÔ¯Ö�ÓôVQzƺ 7ør§›—ì­EÖL±Ù¡i[ßnž¬)L–ÃÅÐÐÀ½áNl4�Œ óSpš�AÞ¾ü1¡Ç–Ã1C�ÕôP¾·.Çz F°M:ëëMïbto9¦XÌú£˜.Ôû<_ØÇÔCi§^‚ÚCi'ù¿a¦1Ìh?$‰D"‘H"‰¸R{p }è/¦÷ÿ{|•H$’�D@{ÐÆà„\7%‰D"‘H$‰D"‘Hþ»qkBüÚr`«a5@"JQjˆsLGrlÆ µa&“Ãrc~h?ðôá®Dò}›|ˈ¾M$ý„«Ì@» ‘H$‰DqT¨BǬªBáóOŠù{7þiÓ`C”¶Qˆ¦Fj‡�ƒm†Æ"–g¨qÚ7ˆ74Nj"ⵯ1 Ô$$Rc5ÙÐ$QS‘BBý iH¥Åjº¡ªý.¤S݆f"ƒšÕ·öOd#“:YÔx¨Ã©ÿ@.²©#�Cõb85¹Ô‘¡}‰|x©£�G-0´#µ/pò©>Œ¢¡€:…Úß¹[<Œ:>ê8C‹QD=c¨%«ý G:ã¨PL-5t"J´ÏáÇÔ2CË1žZ� Ú_Q‰Rj&R«á§NB™¶5†‰ êQ¨¤Ö¢Š:ÙÐ:Tk»0“¨Sq¤öê©»0 G1=µÔ†6 Žz4¦P�ÁTíSkh#ê©M˜F�‰Ô㨟`¨Çãhê †ÎƱÚÇhF#uš¨s �‡™Ôù˜¥}„8žÚbè‰8�º³©‹¨b1æP—`.u)æQ—Q?Àŗž„j+NÔþ‚“©à,dzQWz*–hïc–2ý3,cú4COÇrêh¥ž‰“µ÷p–¡?Ç)Ô³±‚º+©m8UÛ‰5XE]‹ŸQaè98�z.ÎÐÞÅy8“z¾¡à,ê…ø¹öÚq6õ"¬¦^Œ6ê%X£½�K ½k©ëpõ—8WëÁ¯½çi;pÎgú׸€z%.dÉUh§^�‹¨×º—hÛq-.eú:\Æôõ†Þ€uÔñKêüJû3nÂåÔ›qõüšz«¡¿ÁUÚ[¸ WSoÇ5Ô;ý-ÖSïĵڛ¸×Sï6ôw¸A{÷àFêFC¸I{¸™é naºÓÐ{q+õ>ÜF½·S nCî nÂo©ºwi¯á!ÜM}¿£>b裸‡Ú� õ÷èÐ^Åc†>Ž õ tRÿ@}Oâ>êS¸Ÿú4 þÑÐgÐ¥½Œ?áAê³ØL}ÎÐçñ�ö¶àaêV^ÔžÇ_ðõ¼Lý¯P?¢>‡�ñ*õl£~Š×©ŸºohÏb7Þ¤þoQ?ÇŸµ?áoØÎôß±ƒé/ýoSÿ�w¨ÿÄ»Ú3ø—¡_a'õk¼GýïS÷à/Ú±P5|H•kº\Óåšþã[Ó¯“kº\ÓôkúÈáš¾K®érM—Ïéÿ®é¯ àš®¸p̲Ž‚ªšúøÙf,\üM€5Úm…Íj±ÙÂLÂ{0ÿÀ?? G~ê-9d”þ›Z#çÅOa<Ð.H$‰D"‘Dš˜coÕÇS¤¾�²öî­ìQúÞJ'ÌDî­$ÿȽՀ Ä¤´‰D"‘H$‘Æ1$º{«¨¨}{+÷V6Dqkfb9@î‡Æ*z%‡ŠÚS[ß&’~¢8†´‰D"‘H$‘&.#&“¹�§H»ˆ†]ß2EÇÙc¢`·EÛ£ÃLô)Ö�M>ôJ•ƒØ[Eõm"é'J\Æ@» ‘H$‰DiœncoÕÇSdhocì­œ1Ü[ÅDEëeû!÷V’ÿ boÝ·‰¤Ÿ(N÷@» ‘H$‰Diâ³ýÙ[Å0 Vß2Ù�1»¾·Š ß[…÷ÙÍO”ü@Ar¨È½Õ€ Äg ´‰D"‘H$‘&1'f³Ù~`+‡ƒqú/÷Ç$ÄÆÅ ÖîÐËöã@ßü¡‰–½’CÅÔÓ˜Èyñ“CIÌh$‰D"‘H"M’×ɽ•µ�§È¸8 N}o›çŒE\ŒC/Û�}Cð‡ÆÞÇVP"ù�ÄÞÊÑ·‰¤Ÿ¨IÞ�vA"‘H$‰$Ò¤&Âb±öñïwV úÿœÉñ‰qˆwÄÅLJ™„÷ÙÍOŒü@Ar¨ÄŸˆëÛDÒOÔ”Â�vA"‘H$‰$Ò¤�M‚ÕÕÇSdb¸³JÒ¿ø—�:()ƒâ%†™„÷ÙÍOllD»—ü˜9ˆ½U|ß&’~¢¦�h$‰D"‘H"MzI²¾·rØjÐ î¯0Xß[%MJæ6Ë™�4(Ì$¼‡Èî­âä ’Cå þË„Èyñ“Ô^2Ð.H$‰D"‘D·?6›½�§ÈäÁ@Rô¯ú%¹’S!9!)99Ì$¼‡È~°ätF´{É�™ƒØ[ êÛDÒOLnÿ@» ‘H$‰Di2ˇôso5©ú/U v§„”„Á)Ú[Eöƒ¥xùe-É¡bí¿©Ü[ýp˜2ËÚ‰D"‘H$’H3ì¨tDEÙ“l•– î¬Òõ½UjvZz2Ò’RÓÒÂLÂ{pþÀn†“˜Ø·�Dò½ÄÞ*¹oI?1;j ]�H$‰D"‰4Þ†LØí±}ââݶòr5ùú/U /öægÃëîõ†™„÷ÙßTIOïÛF"ù^âO¯e÷m"é'Ö’•í‚D"‘H$I¤©8o4â㓇ت0ÜY�Ö·LùG�@á°üÂÂ0“ðúøìÿHVVD»—ü˜qôßtDä¼øÉa«8o ]�H$‰D"‰4µW– 11Õ{`«±E€%úÿ|5cKFa¬×7vL˜Iøshd¿M•“Ñî%?fâO¯�Šœ?9¢j¯h$‰D"‘H"ÍŒÛÊ�””ÖÇSäøb`üúÿÆÕ�/+ÂøQãÆ�3 ï¡�ÏÁþ�xûØ J$ÿgÿM‹"æÄO�è· ´‰D"‘H$‘fVW ’“]}

Seiring dengan meningkatnya permintaan bahan bakar, maka penambangan fosil pun juga meningkat. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan persediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis, sehingga diperlukan bahan bakar alternatif sebagai pengganti. Bahan bakar alternatif sebagai sumber energi yang ramah lingkungan yang dapat digunakan yaitu briket. Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang mempunyai bentuk tertentu dan merupakan sumber energi yang berasal dari biomassa yang biasa digunakan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil. Salah satu sumber energi biomassa di Indonesia yang potensial adalah limbah pertanian, seperti sekam padi, jerami, ampas tebu, batang dan tongkol jagung serta limbah-limbah pertanian/perkebunan lainnya. Salah satu limbah pertanian yang cukup potensial untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif adalah tongkol jagung, karena ketersediaannya yang melimpah namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari sinilah mahasiswa prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA UNY membuat briket dari bonggol jagung dan daun jati kering. Mereka adalah Fina Indriyani, Afifah Fadilah Hasna dan Ridzky Ardiyansah Jati.

Menurut Fina Indriyani mereka memanfaatkan daun kering jati dan tongkol jagung yang jumlahnya sangat banyak. “Kami berpikir bagaimana memanfaatkan daun kering jati dan tongkol jagung tersebut menjadi energi alternatif sehingga dapat mengurangi limbahnya yang hanya terbuang” kata Fina. Afifah Fadilah Hasna menambahkan daun jati kering dengan bahan perekat kanji merupakan bahan pembuatan briket yang akan digunakan dalam sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Jumlah daun jati kering sangat banyak dan belum banyak orang yang memanfaatkan. Bila ada yang memanfaatkannya, biasanya digunakan hanya sebagai alas hewan ternak sapi.

Ridzky Ardiyansah Jati menjelaskan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan briket ini adalah daun jati kering, bonggol jagung, minyak tanah, tepung kanji dan air. “Pembuatan briket melalui dua proses yaitu karbonisasi daun jati dan tongkol jagung serta pembuatan briket itu sendiri” kata Ridzky. Langkah pertama melakukan pengumpulan tongkol jagung dan daun jati lalu dibersihkan. Kemudian jemur tongkol jagung dan daun jati kering dibawah sinar matahari sampai kelihatan semuanya kering. Tongkol jagung dan daun jati kemudian dimasukkan ke dalam drum secara terpisah dan dibakar. Ketika api terlihat membesar maka bonggol lainnya ditambahkan kedalam drum hingga yang terlihat hanya asap yang keluar. Ketika tongkol jagung kelihatan sudah terbakar semua, drum langsung ditutup. Tunggu sekitar 15 menit sampai panas yang ada dalam drum hilang. Arang dikeluarkan dan dipisahkan antara yang terbakar dengan yang tidak dan yang menjadi abu, yang di ambil hanya yang menjadi arang. Lalu giling arang pembakaran hingga halus dan siap dicetak menjadi briket. Tahap berikutnya adalah pembuatan briket. Bubuk arang yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tempat pencampur untuk dicampur dengan menambahkan kanji, arang sebanyak 90 % dan air panas secukupnya. Setelah bubuk arang tercampur dengan baik, maka adonan tersebut dikeluarkan dan selanjutnya dilakukan pencetakan briket. Briket dicetak dengan menggunakan pipa tabung satu bentuk cetakan. Lalu ditimbang untuk mendapatkan berat awal briket. Simpan briket pada tempatnya, dan mencatat hasil pengukuran seperti berat briket. Melakukan proses pengeringan 2-3 hari sampai benar-benar kering. Dan briket dapat digunakan.

Briket dari tongkol jagung dan daun jati tersebut disosialisasikan di Balai Dusun Tukluk, Tambakromo, Ponjong, Gunungkidul oleh mahasiswa KKN UNY baru-baru ini. Menurut Kali salah satu warga dusun Tukluk, pelatihan ini membuka wawasan baru  karena selama ini tongkol jagung hanya disimpan dan langsung dibakar bila akan memasak. “Dengan pelatihan ini saya jadi tahu bahwa tongkol jagung bisa dimanfaatkan menjadi briket yang tahan lama nyalanya, mengolahnya juga mudah” katanya. Kader dusun Tukluk, Marni mengatakan dengan pelatihan ini menjadi tahu cara mengolah tongkol jagung menjadi lebih bermanfaat karena banyak tongkol jagung di Tukluk disebabkan mayoritas warga bekerja sebagai petani. (Dedy)

0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Produk Berhasil Disimpan!